
Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kwalitas sumber daya manusianya. Jika SDM nya lemah dalam hal intelektualitasnya maka bangsa itu akan tertinggal. Akan hal ini pemerintah menyadari sepenuhnya untuk menciptakan Indonesia sehat maka perlu Kerjasama yang melibatkan swasta dan masyarakat. Termasuk Stunting yang dilakukan secara luas serta spesifik.
Masalah gizi merupakan masalah utama kesehatan masyarakat pada sebagian besar Negara berkembang. Masalah ini utamanya terjadi pada bayi, anak anak dan wanita usia produktif (unicef, 2000).
Masalah gizi yang terjadi tidak hanya masalah makro namun juga gizi mikro. Di Indonesia bayi merupakan kelompok dengan prelevansi tinggi yang mengalami defisiensi zat gizi mikro kondisi underweight dan Stunting.
Stunting atau pendek merupakan salah satu indikator gizi klinisyang dapat memberikan gambaran gangguan keadaan sosial ekonomi secara keseluruhan di masa lampau dan sebagai manifestasi akibat lebih lanjut dari tingginya angka berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada balita serta tidak adanya pencapaian perbaikan pertumbuhan yang sempurna pada masa berikutnya.
Menurut data riset kesehatan dasar menunjukkan prevalensi pendek pada balita di Indonesia tahun 2013 adalah 37,2% sedangkan tahun 2018 sebanyak 30,8% turun dibandingkan tahun sebelumnya.
Sedangkan Kabupaten Jombang prevalensi Stunting pada tahun 2018 sebanyak 29,4% masih lebih rendah dibandingkan dengan angka nasional.
Terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi balita mengalami Stunting. Diantaranya persennya karena kondisi kesehatan dan 70% lainnya multi sektor, diantaranya dipengaruhi oleh kesehatan lingkungan, seperti mutu tanah, air dan lainnya.
Guna mengurangi kasus Stunting, Pemkab Jombang dalam hal ini melakukan beberapa program dan kegiatan antara lain pencukupan gizi, imunisasi, jambanisasi, kampung KB, program keluarga harapan, posyandu, hingga kampanye makan ikan. Selain itu, pendampingan pendampingan terhadap ibu hamil dilakukan. Hal itu terus berlanjut saat ibu melahirkan hingga anak usia 2 tahun.
Bupati Jombang, Hj. Mundjidah Wahab dalam sambutannya menyampaikan jika kondisi Stunting tidak segera ditangani, akan berdampak buruk pada pertumbuhan anak. Diantaranya mempengaruhi pertumbuhan otak dan ketahanan tubuh anak terhadap suatu penyakit akan terganggu.
"Jadi utamanya mulai masa kehamilan dengan usia dua tahun itu periode emas, jadi mohon untuk mengikuti saran dari Dinas Kesehatan dan juga berperilaku hidup bersih" tutur Bupati.
Bupati juga menuturkan dalam rangka mengurangi angka kejadian Stunting di Kabupaten Jombang maka Dinas Kesehatan mengadakan kegiatan sosialisasi dan pemantapan kader Grebek Stunting agar menambah pengetahuan para kader dalam melakukan deteksi dini Stunting di posyandu melalui pemantauan pertumbuhan sesuai dengan standar WHO. Mampu meningkatkan motivasi kader dalam pencegahan Stunting, penyebarluaskan informasi tentang Stunting kepada masyarakat.,dan menurunkan prevalensi Stunting di Kabupaten Jombang.
" Sudah saatnya sosialisasi tidak ngomong aja tapi kita harus bisa menunjukkan langsung video yang bisa mengakibatkan Stunting. Karena dengan menunjukkan seperti itu orang akan lebih mudah paham. Pemerintah harus melakukan satu kegiatan salah satunya dengan Grebek Stunting. "ucap bupati.
" jika ingin memiliki anak yang berkualitas, kita harus bener bener memperhatikan anak ketika dalam usia emas. Salah satunya harus memberikan asi selama 2 tahun karena asi begitu penting buat kebutuhan pertumbuhan anak baik otak maupun tubuhnya" pungkas Bupati dalam sambutannya.
Hadir dalam acara itu Sekdakab Jombang, Staff Ahli, Kepala Dinas Kesehatan, Ketua Tim Penggerak PKK dan 150 orang kader sebagai peserta. Selaku narasumber Edi Suroso SKM staff Kesga dan Gizi Provinsi Jatim dan Zaenal Arifin AMD Gz Anggota PERSAGI Indonesia. (Humas Protokol)