JOMBANGKAB. HUMPRO- Ruang Bung Tomo Kantor Pemkab Jombang, disulap menjadi ajang nonoton bareng (nobar)  Film Jejak Langkah 2 Ulama. Bupati Jombang, Wakil Bupati Jombang, Sekda, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Jombang, para kyai, ulama, tokoh agama dan tokoh masyarakat, Ketua Organisasi Wanita, santri dan seluruh pimpinan OPD lingkup Pemkab Jombang Nobar Fim Jejak Langkah 2 Ulama, Rabu( 11/3/ 2020 ) pagi.

 

Atas nama pemerintah Kabupaten Jombang Hj. Mundjidad Wahab Bupati Jombang, secara pribadi menyampaikan  terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada semua pihak, baik dari seluruh jajaran Forkopimda Kabupaten Jombang, para kyai, para ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat dan seluruh warga masyarakat kabupaten Jombang atas sinergitas dan kerjasamanya selama ini dalam membangun Kabupaten Jombang. Ajang tersebut sekaligus dapat menjadi ajang audiensi antara Bupati bersama 

 

Bupati berharap pertemuan Nobar Jejak Langkah 2 Ulama menjadi spirit semangat kebersamaan, saling menghormati dan toleransi tetap terjaga di Jombang. Hubungan diantara kita semua dapat terbangun dengan harmonis jika didalamnya terdapat semangat kearifan dari dan oleh masyarakat.

Dalam sambutannya  Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab yang juga putri dari Almarghfurlloh KH. Wahab Chasbulloh ini memaparkan bahwa ditengah menguatnya politik identitas di masyarakat yang berpotensi menimbulkan perpecahan,  Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama pondok Pesantren Tebuireng Jombang merilis sebuah film dengan Judul ‘Jejak Langkah 2 Ulama’. Film yang disutradarai oleh Sigit Ariansyah ini mengisahkan perjalanan dan perjuangan hidup dua ulama besar pendiri organisasi Muhammadiyah Dan Nahdlatul Ulama (NU) dalam mensyiarkan Islam di bumi nusantara.

 

Film ini memiliki pesan yang sangat kuat bahwa antara Muhammadiyah Dan Nahdlatul Ulama memiliki ikatan sejarah, kekeluargaan, dan persaudaraan yang sangat kuat. Walaupun antara KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari terdapat perbedaan dalam urusan khilafiyah namun keduanya tidak pernah membeda-bedakan dan tidak sekalipun memperdebatkan paham keagamaan masing-masing. Bahkan dengan jiwa besar keduanya saling menghormati dan mendukung dakwah amar ma’ruf nahi mungkar yang beliau berdua lakukan.

 

Film Jejak Langkah 2 Ulama mengandung banyak sekali pesan moral dan nilai-nilai kemuliaan. KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari merupakan sosok yang sangat cinta terhadap ilmu. Karena keluasan ilmunyalah membuat keduanya mampu menyikapi perbedaan. Perbedaan bukan untuk dibeda-bedakan, mencari persamaan diantara yang berbeda merupakan keutamaan.

 

Kita harus tahu bagaimana memaknai perbedaan dan kemudian menyatukan persamaan. Tentu ini akan menjadi kekuatan besar bagi umat Islam maupun bangsa Indonesia. Tanpa bermaksud mengesampingkan peran ormas Islam yang lain, Muhammadiyah Dan Nahdlatul Ulama merupakan dua organisasi tertua dan terbesar di Indonesia, dan memiliki andil yang sangat besar dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari pengaruh penjajah dan penjajahan, serta secara konsisten terus memberikan pengabdiannya kepada umat, bangsa dan negara hingga saat ini. 

 

Meskipun dalam hal khilafiyah ada beberapa perbedaan, namun sejatinya Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama memiliki banyak persamaan. Salah satunya, pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan dan pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari merupakan santri dari kyai Shaleh Darat yang merupakan ulama besar dari Semarang.  Tak pelak jika kedua tokoh tersebut ibarat telaga yang airnya jernih, bening, dan segar menyuburkan indonesia. Mereka memahami perbedaan dan menjunjung persamaan.

 

Menurut Bupati Hj. Mundjidahh Wahab Film ini sangat cocok ditonton untuk seluruh kalangan, tua, muda, laki-laki, perempuan, dewasa, maupun anak-anak. Banyak sekali pelajaran sekaligus motivasi yang dapat diambil. Film ini juga mampu membuat siapapun yang menontonnya merasa terharu karena terbawa suasana dan lantas memunculkan kebanggaan menjadi bagian dari kedua ormas islam muhammadiyah dan nahdlatul ulama.

 

“Saya berharap semua komponen masyarakat bersama-sama kompak dalam mengatasi masalah sosial yang ada, tanpa mengedepankan perbedaan, terutama dalam menyelamatkan anak-anak dari segala hiruk pikuk masalah”.

 

“Saya juga menghimbau anak-anak di era ini lebih dirangkul dan dibekali ilmu akhlak. Seperti yang diajarkan Umar Bin Khatab saat menjadi pemimpin. Saya yakin dengan keseimbangan ilmu agama dan akhlak maka anak-anak kita akan menjadi luar biasa”.

 

Mudah mudahan film “Jejak Langkah 2 Ulama” mampu menjadi referensi sikap keteladanan bagi generasi muda. Utamanya, sikap tawadhu. Karena sikap tawadhu’ sangat penting ketika dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Melalui film ini agar dapat dijadikan ajang untuk mencari inspirasi dan introspeksi diri. Dari sikap-sikap alim ulama yang ada dalam adegan juga dapat diambil hikmah dan pelajarannya. Yakni, menjadi pengetahuan bagaimana memahami perbedaan dan menghadapi persamaan. Kita jadikan sarana untuk menggali inspirasi dan introspeksi. Kita jadikan pesan moralnya sebagai hikmah dan pelajaran di masa kini dan masa yang akan datang.

 

“Momentum nonton bareng Jejak Langkah 2 Ulama mari dijadikan untuk mengisi konten konten positif, guna melawan konten negatif yang selama ini menjadi pemicu konflik di tengah tengah masyarakat”, tutur Bupati Jombang.

 

Dengan terselenggaranya kegiatan nonton bareng jejak langkah 2 ulama, sebagai sarana silaturahim, membangun kebersamaan, antara nu dengan muhammadiyah, hingga menumbuhkan keberhasilan membangun kabupaten jombang, bangsa dan negara indonesia. Kuncinya, adalah kebersamaan dan kerukunan.

 

Film ini adalah sebagai pengingat sejarah ketokohan pendiri NU dan Muhammadiyah. Semoga generasi muda di Jombang khususnya mampu mewarisi nilai juang ketokohan dan kepemimpinan beliau berdua, serta lebih terinspirasi untuk melanjutkan perjuangan beliau berdua. Dan semoga film Jejak Langkah 2 Ulama ini menjadi film kebanggaan keluarga Indonesia pada umumnya dan keluarga besar masyarakat Jombang pada khususnya, pungkas Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab sesaat sebelum pemutaran film tersebut. (Wati_Humpro)