“Dengan Istighosah Dan Pengajian Rutin Jumat Legi Menyatukan Keberagaman Dalam Kesatuan Nasionalisme Menuju Jombang Yang Berkarakter Dan Berdaya Saing”. Demikian tema pengajian Jumat Legi (2/11/2018) pagi,  di Pendopo Kabupaten Jombang.

Istighosah dan Pengajian rutin  yang diikuti seluruh jamaah Jumat legi baik dari Aparatur Sipil Negara di lingkup Pemkab Jombang, TNI, Polri juga organisasi wanita seperti PKK, juga Dharma Wanita, serta Muslimat dan Fatayat ini  diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Ustad Aminuddin. Selanjutnya  Istighosah dipimpin H. Hariri Shohih. Tausiyah disampaikan oleh KH. Abdul Kholiq Hasan dari Tambak Beras.

Pagi ini, Bupati Jombang diwakili oleh  Sekdakab Jombang Dr. H. Akhmad Jazuli, SH, MSi.  Sekda Jombang yang baru saja dilantik ini, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih sekaligus apresiasi kepada seluruh Jamaah yang telah istiqomah mengikuti pengajian dan istighosah Jumat Legi di Pendopo Pemkab Jombang.  Menurutnya ini sangat luar biasa. Ditengah kesibukan para ASN tetap tidak melupakan urusan akherat. “Ini adalah untuk pertama kalinya saya sambutan di majelis Jumat Legi ini, majelis dimana  para calon penghuni surga berada disini.  Pesan saya   jangan sibukkan dirimu untuk urusan duniawi saja. Sesibuk apapun jangan pernah meninggalkan Ibadah kepada Allah SWT. Jangan sampai meninggalkan sholat lima waktu", tandas Sekda Akhmad Jazuli .


Tauziah Jumat Legi pada 2/11/2018 ini disampaikan oleh KH. Abdul Kholiq Hasan,  Pengasuh PP. Al- Amanah Bahrul 'Ulum dan Pesantren Yatama Indonesia Al-Fattah Tambakberas Jombang. Dalam ceramahnya KH. Abdul Kholiq Hasan berpesan agar para jamaah senantiasa mengkosongkan hati dan hanya  mengisinya untuk Alloh SWT. ‘Bergantunglah kepada Alloh SWT, jangan yang lain. Sebab Rizki, urusan dunia telah di atur oleh Alloh SWT. “Jangan cinta kepada dunia. Cintailah yang menjaga dunia. Jangan Cinta kepada Jabatan. Cintailah yang menganugerahkan dzat kepada kita”, tuturnya.

Menurutnya saat ini banyak  kyai,  banyak orang alim, tapi janganlah kalian belajar dan berguru pada  orang yang banyak  mengajak kepada permusuhan. “Hati-hati, carilah guru, kyai yang mengajarkan dari yang semula ada keragu raguan dihatimu  menjadi  sebuah keyakinan. Dari sifat riya’ menuju  sifat Ikhlas. Dari yang semula cinta dunia menjadi zuhud (benci dunia).  Dari sifat sombong menjadi sifat tawadlu’. Dari yang senang permusuhan menjadi perdamaian. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Nu’aim RA dalam kitab Hilyah/ihya’ Ulumuddin. (Humas_Kominfo)