JOMBANGKAB – Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab mengajak Ansor membentengi generasi muda. Terutama dari hal-hal negatif yang rentan menyasar generasi muda. ’’Ansor harus kreatif memunculkan kegiatan-kegiatan positif sehingga banyak generasi muda yang tertarik bergabung,’’ kata Bupati Mundjidah Wahab saat membuka sosialisasi asesor akreditasi PC GP Ansor Jombang di Ruang Bung Tomo Pemkab Jombang, Minggu (4/4/2021).

Orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten Jombang ini menambahkan, generasi muda punya energi sangat besar. Jika tidak disalurkan pada hal positif, akan terjerumus pada hal negatif. Terlebih berdasar survey Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, mayoritas penduduk Indonesia masuk kategori milenial. Jumlahnya 25,87 persen. Generasi ini lahir 1981-1996 dan usianya sekarang 24-39 tahun. Itu adalah usia para anggota Ansor.

 

’’Ansor harus bisa sinergi dengan Pemerintah Daerah,’’ kata Bupati Mundjidah Wahab. Pengurus PC GP Ansor, harus sering silaturahmi dan koordinasi dengan pejabat tingkat kabupaten, tambahnya.

 

’’Koordinasikan kira-kira program apa saja yang bisa disinergikan dengan Ansor,’’ pesannya. Dicontohkan oleh Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab seperti pelatihan YouTuber yang saat ini tengah di sukai anak muda. ’’Kalau Ansor mau mengadakan itu, nanti bisa kita fasilitasi untuk kerjasama dengan Dinas Kominfo,’’ paparnya.

 

Pengurus PAC GP Ansor, harus sering silaturahmi dan koordinasi dengan Camat dan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan. Kira-kira apa saja program yang bisa disinergikan.

 

’’Pengurus Ranting GP Ansor juga harus sering silaturahmi dan koordinasi dengan Kepala Desa dan pemerintah desa agar bisa sinergi,’’ urainya.

 

Terlebih sekarang ini Pemkab Jombang memberikan alokasi program Berkadang Rp 200 juta tiap desa.

 

Bupati menyebut Program Berkadang bisa diwujudkan dalam hal fasilitasi pembangunan MCK individual dan peningkatan kualitas rumah tidak layak huni (RTLH) bagi warga miskin. Penghijauan lingkungan, pencegahan dan penanganan gizi buruk/stunting. Pengadaan sarana prasarana Posbindu, fasilitasi penanganan tuberkulosis serta fasilitasi penerapan adaptasi kebiasaan baru Covid-19 melalui kampung tangguh.

 

Juga pengadaan sarana/alat kesenian tradisional dan non tradisional. Fasilitasi bersih desa/tasyakuran desa/PHBN/PHBA. Pembangunan/rehabilitasi tempat ibadah serta fasilitasi alat bantu bagi disabilitas. Serta untuk pengadaan infrastruktur sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) dalam rangka mendukung digitalisasi layanan tingkat desa. Pengadaan penerangan jalan umum. Fasilitasi sarana usaha bagi kepala rumah tangga miskin perempuan. Pembangunan jalan dan jaringan irigasi usaha tani desa. Pembangunan sumur dangkal, pemberantasan penanggulangan hama tikus dan bantuan pupuk organik maupun bokasi, pungkasnya.