
Penerapan teknologi jajar legowo (jarwo) kian dikembangkan oleh petani sekarang ini. Termasuk di wilayah Kelompok Tani Balongrejo Desa Ngusikan Kecamatan Ngusikan. Sebagai salah satu sentra penghasil komoditas pangan khususnya padi dan palawija di Kecamatan Ngusikan, Poktan Balongrejo mulai menerapkan teknologi budidaya padi yang diharapkan bisa meningkatkan produksi.
Dalam upaya peningkatan produksi padi memerlukan teknik budidaya yang lebih baik. Saat ini teknologi jarwo menjadi pilihan yang mulai diterapkan oleh petani di Poktan Balongrejo. Sistem tanam jajar legowo merupakan sistem tanam yang memperhatikan larikan tanaman dan merupakan tanaman berselang antara dua atau lebih baris tanaman padi dan satu baris kosong. Tujuannya agar populasi tanaman per satuan luas dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan. Sistem tanam jajar legowo pad dasarnya meningkatkan populasi tanaman dengan cara mengatur jarak tanam. Sistem tanam ini juga memanipulasi tata letak tanaman, sehingga rumpun tanaman Sebagian besar menjadi tanaman pinggir. Tanaman padi yang berada di pinggir akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak, sehingga akan menghasilkan gabah lebih tinggi dengan kualitas yang baik.
Penerapan teknologi jajar legowo yang direkomendasikan oleh Departemen Pertanian RI memiliki banyak manfaat bagi petani. Manfaat-manfaat tersebut antara lain :
- Jumlah populasi tanaman meningkat
- Memudahkan perawatan dan pemeliharaan
- Menekan serangan hama dan penyakit
- Hemat biaya pemupukan
- Meningkatkan produksi dan kualitas gabah.
Pola Jarwo yang diterapkan di Poktan Balongrejo yaitu jarwo 3:1. Pada pola jarwo 3:1, setiap 3 baris tanaman diselingi 1 barisan kosong dengan lebar dua kali jarak barisan. Namun jarak tanam dalam barisan dipersempit menjadi setengah dari jarak tanam aslinya. Pengaturan jarak tanam yang diterapkan di Poktan Balongrejo yaitu (20 X 10) X 40 cm. Varietas padi yang ditanam yaitu Inpari 32 dengan umur bibit 21 hari setelah semai.
Pada musim tanam padi di musim penghujan (MP) tahun 2022/2023 ini ada beberapa petani yang mulai menerapkan jarwo. Terutama petani yang telah mengikuti sekolah lapang IPDMIP pada tahun 2022. Adapun kendala yang dihadapi oleh petani dalam penerapan jarwo adalah tenaga tanam masih belum terampil. Sehingga perlu dilakukan pembinaan / pelatihan teknologi jarwo kepada tenaga tanam. Selain itu mekanisasi alat mesin tanam jarwo juga bisa menjadi salah satu pilihan solusi yang bisa dilakukan.
Penulis :
Deny Murtanti, SP. /PPL BPP Ngusikan