Akhir – akhir ini banyak keluhan dari petani bahwa tanama padi yang mereka tanam terutama pasca pindah tanam banyak tanaman yang mengalami gangguan pertumbuhan yaitu tanaman sulit tumbuh bahkan tanaman perlahan-lahan layu menguning dan banyak yang mati. pada kesempatan ini kita akan membahas penyebab dari gangguan pada tanaman padi yang seperti ini. penyakit pada tanaman padi itu bisa ditimbulkan oleh beberapa sebab antara lain oleh jamur, bakteri, virus, dan atau karena keadaan tanah itu sendiri. salah satunya sering kita temui jika pada tanaman padi yang baru beberapa saat ditanam, tadinya dalam keadaan hijau dan baik, tapi tiba-tiba terlihat mulai menguning seperti terbakar (klorosis). pada pertumbuhannya ditemukan gejala kerdil (tidak mau tumbuh), akarnya tampak coklat kekuningan, dan keseluruhan daun berwarna kecoklatan hingga akhirnya habis yang berujung terjadinya kematian pada jaringan batang serta akarnya. inilah yang dinamakan tanaman padi terjangkit asem-aseman .
Sepintas asam-asaman ini mirip dengan gejala hawar daun maupun blast pada tingkat serangan tertentu, namun jika diamati terdapat perbedaan yang cukup jelas. Hawar daun yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae dan blas karena jamur Pyricularia oryzae diawali dengan munculnya bercak-bercak yang makin lama makin meluas dan menyebar sepanjang daun. Pada akar tidak ditemukan kerusakan. Sedangkan asam-asaman diawali dengan klorosis pada helai daun dan pada akar menampakkan kerusakan.

Penyebab yang melatarbelakangi munculnya gejala asam-asaman tersebut :
- Terjadinya pada tanaman padi MK I.
- Dampak kerusakan lebih besar pada sawah-sawah yang cara panennya dengan potong malai (tidak dibabat) dan jerami tidak dibawa keluar dari sawah.
- Gejala akan semakin parah setelah diberikan pupuk susulan terutama urea.
- Terlalu banyak air, yang dapat disebabkan karena masalah saluran drainase
- Tidak ada tenggang waktu cukup lama antara panen MP dengan tanamMK I.
Gejala asam-asaman sebenarnya sangat mungkin untuk dicegah dengan beberapa cara, yaitu :
- mendekomposisi sisa-sisa jerami terlebih dahulu sebelum memasukkannya kembali ke dalam tanah. Bisa dilakukan dengan bantuan aplikasi dekomposer dan memberikan waktu yang cukup bagi sisa-sisa jerami agar mengalami pembusukan aerob sebelum olah tanah.
- Pengapuran lahan dengan dolomit sebelum tanam untuk menetralisir pH tanah yang asam dan mengikat logam-logam terlarut.
- Memilih varitas-varitas padi yang tahan atau toleran terhadap tanah-tanah masam.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau bisa mencegah terjadinya asem-aseman pada tanaman padi :
- Perbaiki drainase lahan agar air bisa segera dibuang tidak terus menggenang, atau bisa dibuat parit di sekeliling petakan lahan untuk memudahkan air terkumpul di pinggir.
- Melakukan penundaan waktu tanam sampai proses pelapukan sisa bahan organik selesai dengan sempurna, bisa tambahkan bahan perombak berbahan mikroorganisme tangguh untuk mempercepat proses.
- Imbangi dengan pengolahan lahan yang baik. tambahkan setiap proses pengolahan lahan dengan pupuk kompos/kohe yang sudah matang sempurna minimal 2 ton per hektar.
- Tambahkan ZnSO4 15-20 kg per hektar lahan. jika sudah terlanjur muncul gejala asem-aseman. (Ika kurnia – PPL Mojoagung)